Teknik Budidaya Kedelai
A.
Teknik Budidaya
Teknik budidaya kedelai yang dialukakan sebagian besar petani
umumnya masih sangat sederhana, baik dalam hal pengolahan tanah, pemupukan dan pemberantasan
hama/penyakitnya, sehingga produksinya masih relatif rendah.Sebagian besar
petani tidak melakukan pengolahan tanah (TOT = tanpa olah tanah), terutama
tanah bekas padi atau tebu. Tanah hanya dibersihkan dari je-rami padi dan daun
tebu, yang selanjutnya bibit kedelai ditebar atau ditugal terlebih dahulu untuk
lubang untuk penanaman biji kedelai. Selain itu kualitas bibitnya kurang baik,
sehingga produksinya relatif rendah.
Dalam
hal pemupukan, sebagian besar petani belum melakukannya secara intensif atau
semi intensif. Tidak menggunakan pupuk sama sekali atau minim sekali jumlahnya.
Demikian juga dalam hal pemberantasan hama penyakit dapat dikatakan kurang
sekali, sehingga banyak kerugian atau rendahnya produksi akibat serangan hama
penyakit. Teknik produksi yang cukup intensif adalah sebagai berikut :
1.
Seleksi
Bibit Kedelai
Bibit
yang baik adalah berukuran besar, tidak cacat, berwarna seragam (putih,
kekuning-kuningan). Jumlah bibit antara 40 50 kg per ha untuk tanaman
monokultur, sedangkan untuk tanaman tumpangsari dengan jagung, yaitu 30 kg biji
kedelai dan jagung 20 kg per ha.
2.
Pengolahan
Tanah
Di
lahan kering dengan tanaman tumpang sari, tanah diolah dua kali dengan alat
bajak dan luku, sedangkan di sawah dengan tanaman monokultur, tanah dibersihkan
dari jerami, kemudian tanah diolah satu kali.Untuk tanah yang pH-nya rendah,
diberi kapur atau dolomit antara 200 300 Kg per ha. Pada saat ini juga tanah
diberi pupuk dasar, yaitu pupuk SP-36 sebanyak 100 Kg untuk monokultur,
sedangkan bila tumpang sari dengan jagung dosisnya adalah sebanyak 200 kg 250
kg per ha.
3.
Penugalan
Lubang
Untuk
tanaman monokultur, dibuat lubang dengan tugal dengan jarak 20 x 30 cm,
sedangkan untuk tumpangsari dengan jagung lubang untuk kedelai 30 x 30 cm dan
untuk jagung 90 x 90 cm. Lubang untuk jagung dibuat terlebih dahulu, dan
setelah jagung tumbuh 2 3 minggu kemudian dibuat lubang untuk kedelai.
4.
Penanaman
Kedelai
Untuk
tanaman monokultur, biji kedelai dimasukan dalam lubangang telah dibuat. Untuk
tanaman tumpang sari, biji jagung ditanam ter-lebih dahulu dan 2 3 minggu
kemudian baru ditanam kedelai.
5.
Penyiangan
Dan Pemupukan
Penyiangan
dilakukan setelah tanaman berumur 30 35 hari, dan setelah itu langsung dipupuk,
yaitu untuk tanaman monokultur dengan 50 kg urea dan 50 kg KCl. Bila kondisinya
masih kurang baik, maka penyiangan dilakukan lagi pada umur 55 hari.Sedangkan
untuk tanaman tumpangsari penyiangan dilakukan pada umur jagung 40 45 hari dan
setelah itu diberi pupuk sebanyak 350 kg urea dan 100 kg KCl.
6.
Pemberantasan
Penyakit
Untuk
mencegah atau memberantas hama/penyakit, maka mulai umur 25 hari dan 50 hari
disemprot dengan pestisida (karbofuran) sebanyak 5-10 liter.
7.
Pengairan/Drainase
Untuk
memperoleh pertumbuhan yang baik, maka bila kekurangan air, tanaman perlu
diberi pengairan, terutama pada umur 1 50 hari. Demikian pula bila tanahnya
terlalu banyak air, perlu adanya drainase.
8.
Panen
Panen
kedelai dilakukan bila sebagian daunnya sudah kering. Caranya adalah dengan
mencabut batang tanaman, termasuk daunnya. Selanjutnya dijemur dan setelah
kering, batang berbuah tersebut dihamparkan diatas tikar bambu. Kemudian
dipukul-pukul agar bijinya jatuh ketikar. Selanjutnya biji kedelai dimasukkan
dalam karung.
B.
Teknologi
1.
Produksi
Produksi
kedelai yang diusahakan secara monokultur secara intensif, sebenarnya dapat
mencapai 2,00 2,50 ton per Ha. Akan tetapi karena pertimbangan teknis dalam MK
PKT ini angka produksi yang digunakan untuk analisis adalah sebesar 1,5
ton.Sedangkan produksi secara tradisional maksimum hanya 1,00 1,50 ton per ha.
Produksi kedelai yang diusahakan secara tumpangsari dengan jagung secara
intensif dapat mencapai 1,5 1,75 ton kedelai per Ha dan 2 2,5 ton jagung per
Ha. Dengan cara intensifikasi ini selain produksinya meningkat, juga
kualitasnya (ukuran biji, keutuhan) meningkat pula, sehingga harganya juga akan
meningkat. Dengan demikian pendapatan petani atau laba usaha akan meningkat
dengan adanaya kenaikan produksi dan harga.
2.
Teknologi
MasaDepan
Untuk
mengantisifikasi pesatnya permintaan di dalam negeri, selain meningkatkan
kuantitas lahan budidaya (yaitu pertambahan areal penanaman) juga harus
dipertimbangkan peningakatan kualitas budidaya (yaitu peningkatan produktivitas
tanaman) dengan cara penerapan teknologi budidaya tanaman kedelai yang lebih
modern daripada teknologi yang Bank Indonesia – Budidaya Kedelai 26 diterapkan selama ini.Perlunya teknologi yang lebih maju
ini, mengingat tanaman sebenarnya adalah tanaman sub tropis, sehingga budidaya tanaman
kedelai di negara tropis hasilnya lebih rendah dari pada di negaranegara sub
tropis yang mampu mencapai produksi hingga 4 ton per ha. Dengan penerapan
teknologi yang maju ini, sehingga produksi tanaman kedelai diharapkan akan
meningikat setidaknya menjadi rata-rata 2,5 ton per Ha. Budidaya tanaman
kedelai di masa depan perlu menyusun perencanaan untuk mengurangi ketergantungan
pada bahan-bahan kimia, dengan menerapkan teknologi yang akrab lingkungan, yaitu
penerapan teknologi bioplus. Dengan penerapan teknologi yang lebih maju dan
mengurangi bahanbahan kimia ini, maka PKT budidaya tanaman kedelai kelak akan menghasilkan
produktivitas yang lebih baik dan akrab lingkungan. Cara yang paling tepat
untuk mencapai penerapan teknologi masa depan pada setiap PKT ini, adalah
mendorong perusahaan INTI untuk menyusun suatu konsep pengembangan PKT yang
berorientasi ke depan secara gradual, baik secara individual oleh perusahaan
Inti itu sendiri, atau bekerjasama dengan isntitusi lain seperti
Lembaga-Lembaga Penelitian (dari universitas atau lembaga lainnya).
3.
Titik-Titik
Rawan
Masalah
teknis yang dihadapi petani dalam budidaya tanaman kedelai antara lain masalah
pengadaan bibit yang tidak terseleksi (bukan bibit unggul), pengadaan pupuk dan
obat-obatan, serta masalah iklim. Seperti telah diuraikan di depan, bahwa
hambatan ini antara lain karena faktor-faktor internal petani. Oleh karenanya,
dalam PKT Budidaya Tanaman Kedelai ini, sangat ditekankan pentinya peranan UB
selaku Inti, di mana selain menyediakan bibit unggul, juga bertindak sebagai
pembinan dalam pengaturan jadwal penanaman, pengarahan pemberian pupuk dan
obatobatan serta penyuluhan dan pembinaan teknis lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar